Pohon Birch yang Ikonik di Hokkaido Jepang, Akan Ditebang Untuk Kurangi Over Tourism

Pohon birch berjajar yang ikonik di Biei, Hokkaido, akan ditebang, keputusan ini diambil karena masalah overtourism, seperti wisatawan yang mengganggu lalu lintas, memasuki ladang tanpa izin hingga merusak tanaman, dan menghambat aktivitas warga setempat.

Baca juga : 5 Wisata Hidden Gem Untuk Wisatawan Muslim di Jalur Utara J-Rail, Hokkaido ke Tohoku

Selain itu, deretan pohon birch tersebut juga menyebabkan bayangan yang mengganggu ladang sekitar, yang berdampak pada penurunan hasil panen. Setelah melalui diskusi antara petani lokal dan pemerintah setempat, akhirnya diputuskan untuk menebang pohon-pohon tersebut.

Biei, kota kecil yang dipenuhi oleh banyak wisatawan

Image credit: zhnger | Canva Pro

Biei merupakan salah satu kota kecil menawan di Hokkaido yang terkenal dengan bentang alamnya yang indah, sedang menghadapi masalah yang umum terjadi di Jepang belakangan ini, yaitu overtourism. Petani lokal dan pemilik tanah disekitar pohon birch berada menyatakan bahwa masuknya wisatawan lebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaat.

Dengan populasi hanya 9.628 jiwa, Biei dengan pemandangannya yang menakjubkan telah menarik pengunjung dari seluruh dunia selama bertahun-tahun. Dari Kolam Biru Biei Shirogane yang menakjubkan, yang warnanya memesona di musim dingin, hingga perbukitan yang berubah warna seiring musim, keindahan alam di area ini selalu ada. Wisatawan berduyun-duyun ke kota ini sepanjang tahun untuk mengambil foto yang sempurna, berendam di onsen yang menenangkan, dan menyelami pedesaan yang tenang.

Salah satu tempat berfoto yang menjadi viral adalah deretan pohon birch putih, berdiri anggun dengan latar belakang pemandangan Biei. Pepohonan yang terletak di dekat Pohon Tujuh Bintang—satu-satunya pohon ek yang menghiasi kemasan merek rokok populer—telah menjadi sensasi Instagram. Namun, meningkatnya jumlah wisatawan telah menimbulkan masalah yang signifikan bagi masyarakat setempat.

Dampak dari viralnya di sosial media

Image credit: Romancing Japan | Official Website

Meskipun paparan media sosial telah meningkatkan perekonomian Biei, hal ini juga menyebabkan kemacetan jalan, ruang yang penuh sesak, dan terinjak-injaknya lahan pertanian. Wisatawan yang ingin mendapatkan foto sempurna diketahui sering berkeliaran di properti pribadi, sehingga merusak tanaman dan menyebabkan frustasi di kalangan petani yang bergantung pada lahan untuk penghidupan mereka.

Selain gangguan terkait pariwisata, para petani juga mempunyai keluhan lain—pohon-pohon birch yang indah membuat bayangan panjang di lahan mereka, sehingga mengurangi jumlah sinar matahari yang diterima tanaman mereka. Kurangnya sinar matahari berarti hasil panen yang lebih rendah, yang secara langsung mempengaruhi pendapatan dan produksi pangan mereka.

Keputusan sulit: Alam vs. penghidupan

Image credit: gyro | Canva Pro

Setelah banyaknya keluhan dari para petani dan pemilik tanah, kota Biei mengambil keputusan sulit untuk menebang pohon-pohon tersebut. Para pejabat telah menyatakan bahwa meskipun mereka memahami daya tarik objek wisata tersebut, mereka harus memprioritaskan kebutuhan penduduk setempat. Pohon-pohon tersebut diperkirakan akan ditebang segera pada akhir bulan ini, yang membuat kecewa para penggemar yang telah melakukan perjalanan jauh untuk melihatnya.

Jepang melawan over tourism

Image credit: Live Japan | Official Website

Situasi Biei bukanlah sesuatu yang unik. Banyak tempat wisata favorit di Jepang yang menghadapi tantangan serupa akibat pariwisata yang berlebihan. Kota-kota seperti Kamakura telah berjuang dengan banyaknya pengunjung yang ingin mengambil foto persimpangan kereta api yang terkenal, sementara situs Warisan Dunia UNESCO Shirakawa-go telah berurusan dengan lalu lintas pejalan kaki yang merusak rumah-rumah gassho-zukuri yang indah. Bahkan Tokyo menghadapi kontroversi mengenai rencananya untuk menebang pohon di Jingu Gaien untuk dijadikan kompleks olahraga besar, sehingga menimbulkan kemarahan publik.

Bagaimana Pariwisata di Biei kedepannya?

Image credit: Mansion Global | Pinterest

Meskipun pohon-pohon birch akan segera musnah, Biei tetap menjadi destinasi indah yang dipenuhi dengan tempat-tempat indah dan pengalaman budaya lainnya. Wisatawan didorong untuk berkunjung dengan penuh rasa hormat, dengan mengingat bahwa meskipun pariwisata memberikan peluang, namun juga membawa tanggung jawab. Entah mereka mengagumi perairan biru Shirogane atau menikmati lanskap yang berbukit-bukit, memperhatikan komunitas lokal dapat membantu melestarikan kekayaan ini untuk generasi mendatang.

Baca juga : Rute Kereta di Jepang yang Punya Pemandangan Paling Indah

Buat kamu yang merencanakan perjalanan ke Biei harus ingat untuk tetap menghormati warga setempat dengan tidak merusak lahan dan mengotorinya. Buat kamu yang ingin mengambil foto pemandangan juga harus tetap bertanggung jawab dan menaati aturan setempat yang berlaku.

Dipublikasikan pada


Tentang Penulis

Nisa

Love to share the small things that make life interesting. Come with me on a journey where curiosity takes the lead, and each story invites you to see the world in a new way.

Brand Managers!

Ingin melihat merek atau bisnis kamu di website kami?

Hubungi kami sekarang

Berlangganan Milis TripZilla

Dapatkan tips dan berita travel terbaru!

Rekomendasi Artikel

Artikel Terbaru