Alat bantu ini akan membuat tidurmu di kereta, pesawat atau bus jadi lebih nyaman, deh!
Bagi pemegang paspor Indonesia, bisa masuk dan jalan-jalan di Jepang tidaklah sulit untuk dilakukan. Bahkan bagi pemegang e-paspor, prosedur pengajuan visa ke Jepang jauh lebih mudah dilakukan. Namun, kemudahan itu akan segera berubah karena pemerintah Kerajaan Jepang akan memperkenalkan JESTA, sistem baru pendaftaran wisatawan yang akan masuk ke Jepang.
Pemerintah Jepang telah mengumumkan rencana untuk memperkenalkan sistem otorisasi perjalanan baru pada tahun 2030, yang diberi nama sementara “JESTA”. Sistem ini akan mengharuskan wisatawan untuk menyerahkan informasi pribadi secara daring sebelum perjalanan dilakukan.
Image credit: Donald Tong | Pexels
Bagi yang sering melakukan perjalanan ke Amerika Serikat pasti sudah familiar dengan ESTA, yaitu sistem otorisasi perjalanan untuk diisi sebelum melakukan perjalanan. Nah, Sistem JESTA (Sistem Elektronik Jepang untuk Otorisasi Perjalanan) merupakan versi Jepang dari ESTA-nya AS. Seperti sistem Amerika, JESTA akan menyaring pelancong dari negara-negara bebas visa sebelum mereka memasuki Jepang. Tujuan utama sistem ini adalah untuk mencegah imigrasi ilegal dengan mengidentifikasi potensi risiko sebelum mereka mencapai wilayah Jepang.
Saat ini, pelancong dari negara-negara bebas visa dapat tiba di Jepang dengan pemeriksaan awal yang minimal. Maskapai penerbangan internasional memberikan informasi penumpang kepada pemerintah Jepang setelah lepas landas. Itu berarti bahwa setiap masalah dengan kelayakan penumpang untuk memasuki Jepang hanya ditangani setelah mendarat.
Pemerintah Jepang mengatakan sistem ini membuka pintu imigran ilegal untuk tinggal lebih lama dari periode yang diizinkan. Pada bulan Januari 2016, tercatat 49.801 pengunjung jangka pendek ilegal. Lebih dari setengahnya berasal dari negara-negara bebas visa.
Di bawah JESTA, pelancong dari 71 negara bebas visa harus menyerahkan rincian perjalanan mereka secara daring sebelum keberangkatan. Ini akan mencakup tujuan masuk dan tempat tinggal yang dituju.
Badan Layanan Imigrasi kemudian akan menyaring informasi tersebut. Jika ada tanda bahaya yang muncul, seperti risiko tinggal lebih lama, pelancong mungkin ditolak otorisasi perjalanan elektroniknya. Pihak Imigrasi Jepang bisa menyarankan yang bersangkutan untuk mengajukan visa formal melalui kedutaan Jepang setempat.
Pemerintah menargetkan JESTA beroperasi penuh pada tahun 2030, dengan dana penelitian dan pengembangan dialokasikan pada tahun fiskal berikutnya. Namun, sebelum JESTA sepenuhnya diimplementasikan, sistem uji coba akan diperkenalkan. Harapannya sistem ini akan menyaring informasi penumpang terhadap daftar hitam setelah prosedur naik pesawat selesai.
Uji coba ini juga akan berfungsi sebagai tahap awal JESTA, memungkinkan maskapai menolak individu yang ditandai naik pesawat. Dengan demikian, maskapai bisa mencegah mereka bepergian ke Jepang.
JESTA akan berlaku bagi pengunjung dari 71 negara dan wilayah bebas visa. Indonesia merupakan salah satu dari 71 negara tersebut.
Wisatawan dari 71 negara ini harus menyesuaikan diri dengan persyaratan baru untuk memperoleh otorisasi perjalanan. Perubahan ini sedikit banyak akan merepotkan bagi wisatawan tersebut, mengingat sebelumnya mereka relatif bebas dalam melakukan perjalanan ke Jepang.
Sistem ini akan menambahkan langkah ekstra pada proses perencanaan perjalanan. Prosesnya akan mirip dengan apa yang dialami wisatawan ke Amerika Serikat dengan ESTA.
Menjelang tanggal peluncuran, rincian lebih lanjut akan dirilis tentang cara mengajukan permohonan, informasi apa yang akan diperlukan, dan jangka waktu pengurusan.
Wisatawan harus menyadari perubahan yang akan datang dan bersiap untuk mempertimbangkan proses otorisasi baru saat merencanakan perjalanan mereka ke Jepang di tahun-tahun mendatang.
Baca juga: Visa Waiver Jepang, Syarat Dan Cara Mengajukan Secara Online dan Offline
Menurut Anda, apakah JESTA merupakan ide yang bagus? Beri tahu kami pendapat Anda di kolom komentar di bawah ini.
Dipublikasikan pada
Dapatkan tips dan berita travel terbaru!
Alat bantu ini akan membuat tidurmu di kereta, pesawat atau bus jadi lebih nyaman, deh!
Tanpa delapan barang ini, kamu mungkin tak akan selamat saat liburan saat heatwave.
Agar tidak mengeluarkan biaya, penumpang AirAsia diharapkan tidak melakukan check in di counter yang ada di bandara dan melakukannya secara online.
Dengan membeli AirAsia Unlimited Pass sebesar 1,5 juta rupiah, traveler bisa terbang domestik berkali-kali hingga Mei 2021. Tertarik mendapatkannya?
Menginap di Sa Pa Vietnam dan jelajahi pesonanya dengan cable car
Berbagai makanan lokal di Sapa, Vietnam yang menggugah selera.
Banyak restoran yang menyajikan menu halal di Hanoi, Vietnam.
siap-siap merayakan pesta malam tahun baru di Jogja
Belanja ke Karawang sekarang makin menarik dengan mall berkelas dan akses kereta cepat Whoosh
Rasa hangat dan manis ditambah tekstur kenyalnya sukses bikin penikmatnya ketagihan