Wabah Mpox, Indonesia Perketat Aturan Perjalanan Masuk Dari Luar Negeri

Kementerian Kesehatan RI tengah memperketat skema pemeriksaan kesehatan bagi pemegang paspor Indonesia Dan warga negara asing yang masuk ke wilayahnya. Langkah ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit cacar monyet atau Mpox. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menetapkan wabah Mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat global.

"Kami akan tingkatkan kewaspadaan, terutama di pintu masuk negara, misalnya dengan membuat kuesioner bagi tamu negara asing," kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Yudhi Pramono, seperti dikutip Antara.

Yudi menjelaskan, kuesioner tersebut berisi riwayat kesehatan warga negara asing, aktivitas kontak, dan tujuan perjalanan terakhir.

"Setelah memetakan dari mana saja asal tamu negara, baru kita punya data yang valid. Kalau sakit, mereka tidak boleh melanjutkan perjalanan," ujarnya.

Menurut Yudhi, Indonesia harus meningkatkan kewaspadaan karena dua alasan, yakni pengawasan yang sulit dan kasus Mpox yang meningkat, terutama di rumah sakit di Kongo, Afrika, yang mencapai 2.999 kasus.

Yudhi menjelaskan, wabah Mpox yang terjadi di negara-negara Afrika baru-baru ini disebabkan oleh Mpox klade 1b yang penularannya sebagian besar melalui hubungan seksual. Varian ini memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dibanding varian sebelumnya, sehingga WHO memutuskan untuk menetapkan status darurat Mpox untuk kedua kalinya.

Namun, WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan internasional dan belum memprioritaskan vaksinasi. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia menganggap pengetatan perjalanan bagi warga negara asing sebagai langkah yang perlu dilakukan.

"Selain itu, masa inkubasi (Mpox) maksimal 34 hari sehingga perlu kewaspadaan di semua pintu masuk negara kita," kata Yudhi.

Kemenkes mengatakan, situasi Mpox di Indonesia tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus Mpox terkonfirmasi di Tanah Air sebanyak 14 kasus dengan 74 kasus terjadi pada periode Januari hingga Agustus 2024. Sementara itu, pada tahun 2023 kasus Mpox terkonfirmasi sebanyak 73 kasus dan kasus dugaan sebanyak 240 kasus.

"Harus dikatakan bahwa kasus Mpox (di Indonesia) adalah varian clade IIb dengan tingkat kematian terendah. Dengan demikian, kita mencegah clade 1b masuk ke Indonesia," pungkasnya.

Menanggapi situasi darurat kesehatan di Mpox, Yudhi Pramono menghimbau masyarakat, khususnya para pelancong asal Indonesia, untuk tetap waspada dan menghindari bepergian ke negara-negara yang terjangkit Mpox.

"Hindari bepergian ke luar negeri, khususnya ke negara-negara terjangkit, dan patuhi anjuran pemerintah," ujarnya dalam siaran pers yang dimuat di Sehatnegeriku.kemkes.go.id pada 19 Agustus 2024.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Achmad Farchanny Tri Adryanto, menambahkan bahwa belum ada pembatasan perjalanan dari dan ke negara-negara yang mengalami peningkatan kasus Mpox. Namun, para pelancong dari Indonesia harus tetap berhati-hati dan waspada jika ingin mengunjungi negara-negara terjangkit, khususnya di Afrika.

"Sampai saat ini, belum ada peringatan atau pembatasan perjalanan dari dan ke Afrika, tetapi pemerintah mengimbau para pelancong dari Indonesia ke Afrika untuk tetap berhati-hati, menjaga kebersihan dan praktik hidup sehat, serta melakukan perilaku seksual yang aman dan sehat," imbuh Farchanny.

Menurut "Multi-country outbreak of Mpox. External Situation Report 35" yang diterbitkan oleh WHO pada 12 Agustus 2024, total 99.176 kasus Mpox yang dikonfirmasi, termasuk 208 kematian, telah dilaporkan oleh 116 negara anggota WHO sejak 1 Januari 2022 hingga 30 Juni 2024.

Di Afrika, Republik Demokratik Kongo melaporkan jumlah kasus Mpox tertinggi, yang mencakup sekitar 96 persen dari total kasus di benua tersebut. Selama enam bulan terakhir (1 Januari hingga 30 Juni 2024), wilayah Afrika mengonfirmasi lebih banyak kasus Mpox daripada wilayah lain selama dua bulan berturut-turut. Lonjakan ini terkait dengan meluasnya wabah dan meningkatnya jumlah kasus di wilayah tersebut, khususnya di Republik Demokratik Kongo.

Baca juga: Apa Itu MPOX? Traveler Wajib Tahu Ancaman, Gejala Dan Cara Penularannya

Dalam laporan terbaru WHO pada tanggal 15 Agustus 2024, Swedia menjadi negara pertama di luar Afrika yang mengonfirmasi Mpox dari strain Clade Ib pada seseorang dengan riwayat perjalanan ke Afrika Tengah. Clade I dianggap lebih parah dan mudah menular daripada MPXV Clade II.

Preview image credit: jlaatz | Pixabay

Dipublikasikan pada


Tentang Penulis

Widya Astuti

Penulis di TripZilla

Brand Managers!

Ingin melihat merek atau bisnis kamu di website kami?

Hubungi kami sekarang

Berlangganan Milis TripZilla

Dapatkan tips dan berita travel terbaru!

Rekomendasi Artikel

Artikel Terbaru