Jangan Lewatkan! 7 Spot Terbaik untuk Menyaksikan Kemeriahan Galungan di Bali Tahun Ini

Pesona budaya yang terpancar dalam Upacara Galungan di Bali adalah sebuah manifestasi spiritual dan sosial yang memukau. Dimulai dari pemasangan penjor yang menghiasi setiap sudut jalan dengan simbolisme kemakmuran dan kehadiran dewa, hingga ritual menghaturkan sesajen yang penuh makna di pura-pura dan merajan, setiap elemen upacara merefleksikan kekayaan tradisi Hindu Bali. Keunikan kuliner seperti sate lilit dan hidangan khas lainnya, arak-arakan Barong dalam tradisi Ngelawang yang dipercaya membawa berkah, serta prosesi penyucian diri Melasti sebelum hari raya, semuanya berpadu menciptakan sebuah simfoni budaya yang tak terlupakan.

Baca juga : 6 Tradisi Hari Raya Galungan di Bali, yang Bisa Kamu Saksikan

Upacara adat di hari raya galungan yang berlangsung pada tanggal 23 April 2025 menjadikan Bali semakin menarik untuk dikunjungi. Perayaan ini memiliki makna mendalam bagi umat Hindu, terutama di Bali, karena merayakan kemenangan kebaikan (dharma) atas kejahatan (adharma). Berikut 7 Tempat untuk melihat Upacara Galungan di Bali:

1. Tanah Lot

Image credit : Alan Tow | Canva Pro

Pada Hari Raya Galungan, banyak umat Hindu melakukan sembahyang di Pura Luhur Tanah Lot. Kegiatan religi ini juga menarik perhatian wisatawan.

Sejak pagi hari, para pemedek (umat yang bersembahyang) akan berdatangan dengan mengenakan pakaian adat Bali yang serba putih dan membawa banten (sesajen) yang dihias indah. Para wisatawan memiliki kesempatan emas untuk menyaksikan secara langsung prosesi piodalan (upacara dewa-dewi) yang dilaksanakan di pura ini.Setelah sembahyang, umat Hindu dapat bersantai dan menikmati surudan (sesajen yang telah dipersembahkan kepada Hyang Pencipta di Tanah Lot) sambil menunggu matahari terbenam.

Pemandangan iring-iringan pemedek yang membawa banten dengan berjalan kaki menuju pura, berlatar belakang deburan ombak dan keindahan Pura Tanah Lot, akan menjadi momen yang tak terlupakan.

2. Pura Uluwatu

Image credit : Sumali Ibnu | Canva Pro

Pura Uluwatu terletak di Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Pura Luhur Uluwatu, atau lebih dikenal sebagai Pura Uluwatu, adalah lokasi favorit untuk menyaksikan Tari Kecak dengan latar belakang panorama matahari terbenam. Tidak heran, Pura Uluwatu menjadi salah satu destinasi populer di Bali.

Tempat ibadah sekaligus objek wisata ini berdiri sekitar 70 meter di atas tebing. Pada Hari Raya Galungan, umat Hindu akan bersembahyang di Pura Uluwatu dengan mengenakan pakaian tradisional Bali dan membawa berbagai sesajen.

Di Pura Uluwatu, semangat kemenangan ini diwujudkan dalam serangkaian upacara adat yang khusyuk dan penuh warna. Kehadiran wisatawan disambut dengan hangat, memberikan mereka kesempatan unik untuk menyaksikan langsung bagaimana masyarakat Bali merayakan hari suci ini di salah satu pura paling ikonik di pulau dewata.

3. Pura Lempuyang

Image credit : Bloodua | Canva Pro

Salah satu pura di Bali yang selalu ramai dikunjungi pemedek setelah Hari Raya Galungan adalah Pura Lempuyang Luhur. Pura ini merupakan tempat suci umat Hindu sekaligus salah satu objek wisata populer di Bali. Pada Hari Raya Galungan, umat Hindu berbondong-bondong datang ke Pura Lempuyang Luhur untuk sembahyang.

Setiap desa di Bali memiliki tiga pura utama yang disebut Pura Khayangan Tiga. Dalam skala yang lebih besar, terdapat Pura Sad Khayangan Jagat, yang terdiri dari enam pura utama, dan Pura Khayangan Jagat, yang terdiri dari sembilan pura penguasa arah mata angin.

Pura Dhang Kahyangan digunakan untuk menghormati jasa tokoh-tokoh yang diyakini telah membantu masyarakat Bali Kuno menyelesaikan masalah mereka.

Pura Sad Kahyangan Lempuyang Luhur memiliki peran penting sebagai Catur Loka Pala, Padma Bhuwana, dan Dewata Nawa Sanga. Pura ini juga dikenal di seluruh dunia sebagai "The Gate of Heaven" atau "Gerbang Surga".

Meskipun puncak perayaan Galungan terjadi di setiap rumah tangga dan pura desa, Pura Lempuyang Luhur memiliki kekhasan tersendiri, terutama pada hari-hari setelah Galungan, seperti saat Umanis Galungan. Pada hari tersebut, banyak umat Hindu dari berbagai penjuru Bali melakukan melukat (ritual penyucian diri) dan sembahyang (persembahyangan) di Pura Lempuyang.

4. Pura Besakih

Image credit : Idmanjoe | Canva Pro

Pura Agung Besakih, atau Pura Besakih, terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Tempat ibadah ini berada di lereng Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali, yang dianggap suci. Untuk memasuki kawasan pura, pengunjung harus menaiki tangga.

Pada Hari Suci Galungan, ribuan umat Hindu memadati Pura Besakih meskipun kawasan ini berada dalam radius berbahaya aktivitas vulkanik Gunung Agung. Perayaan Hari Galungan tetap berlangsung seperti biasa, tanpa perubahan dari pelaksanaan enam bulan sebelumnya ketika Gunung Agung masih berstatus aman.

Nama "Besakih" berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti "selamat". Pada Hari Raya Galungan, umat Hindu berkumpul di Pura Besakih untuk sembahyang.

Puncak dari perayaan Galungan di Pura Besakih adalah upacara persembahyangan bersama (muspa). Wisatawan dapat menyaksikan umat Hindu dengan khusyuk mengikuti jalannya upacara yang dipimpin oleh para pemangku (pendeta). Lantunan doa dan kidung suci yang menggema di area pura menciptakan atmosfer spiritual yang mendalam. Pemandangan umat yang berbaris rapi dengan membawa banten (sesajian) yang menjulang tinggi dan berwarna-warni adalah pemandangan yang sangat memukau.

5. Pura Ulun Danu Beratan

Image credit : Andrey | Canva Pro

Pura Ulun Danu Beratan adalah destinasi wisata yang sempurna untuk memperkaya pengalaman petualanganmu di Bali. Pura ini dikenal sebagai "Pulau Seribu Pura" di Bali yang memiliki banyak pura yang indah dan unik, termasuk Pura Ulun Danu Beratan.

Pura ini secara rutin melaksanakan upacara. Tidak heran, di tengah keramaian wisatawan, sering terlihat agamawan dan penganut Hindu yang datang bersama rombongan untuk berdoa di pura ini. Kedatangan para agamawan ini menarik perhatian wisatawan karena diiringi oleh musik khas Bali.

Yang membuat pura ini menarik adalah lokasinya yang terletak di tepi danau. Di kawasan Pura Ulun Danu Beratan, terdapat beberapa pura lainnya seperti Pura Panataran Agung, Pura Dalem Purwa, Pura Taman Beji, Pura Lingga Petak, dan Pura Prajapati.

Pemandangan banten yang beraneka ragam dan tertata indah di berbagai sudut pura akan menjadi daya tarik tersendiri. Setiap banten memiliki makna dan tujuan tertentu sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan kepada para dewa. Keahlian dan ketelitian masyarakat Bali dalam merangkai banten adalah sebuah bentuk seni yang memukau.

6. Pura Tirta Empul

Image credit : Sakdawut14 | Canva Pro

Pura Tirta Empul adalah tempat ibadah umat Hindu sekaligus lokasi untuk melakukan ritual melukat atau pembersihan diri. Ciri khas Pura Tirta Empul adalah 30 pancuran yang berasal dari sumber mata air suci.

Pada Hari Raya Galungan, banyak umat Hindu datang ke Pura Tirta Empul untuk melukat. Kawasan pura terbagi menjadi tiga area: Jaba Pura, Jaba Tengah, dan Jeroan.

Selain menjadi tempat ibadah, Pura Tirta Empul juga merupakan destinasi wisata populer di Bali. Pura ini terletak di Jalan Tirta, Manukaya, Tampaksiring, Gianyar, Bali.

Pada Hari Raya Galungan dan hari-hari setelahnya, umat akan datang ke jeroan (area utama) pura untuk ngaturang bakti (sembahyang) dan menghaturkan canang sari serta banten (sesajen). Pemandangan umat yang mengenakan pakaian adat Bali yang indah, membawa gebogan (rangkaian buah dan hasil bumi), serta khusyuk memanjatkan doa adalah pemandangan yang sarat makna.

7. Desa Penglipuran

Image credit : Thawatchaiprakobit | Canva Pro

Rekomendasi berikutnya untuk menyaksikan rangkaian acara Hari Raya Galungan adalah Desa Penglipuran, salah satu dari sembilan desa adat di Bali.

Selama Hari Raya Galungan, wisatawan dapat melihat kesibukan umat Hindu yang menyambut hari suci ini. Penjor berjajar rapi di sepanjang jalan desa, menciptakan suasana yang khas dan meriah. Rumah dan bangunan di Desa Penglipuran memiliki arsitektur tradisional Bali yang autentik. Desa Penglipuran terletak di Desa Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali.

Berbeda dengan wilayah lain di Bali yang mungkin memiliki variasi dalam gaya penjor, di Penglipuran, terdapat keseragaman yang mencerminkan persatuan dan keselarasan masyarakat. Wisatawan dapat mengamati proses pembuatan penjor yang dilakukan secara gotong royong oleh warga, dengan desain yang khas dan mengikuti aturan adat yang telah diwariskan turun-temurun. Pemandangan deretan penjor yang serupa di sepanjang jalan desa menjadi daya tarik visual yang unik.

Salah satu tradisi yang mempererat tali persaudaraan di Penglipuran saat Galungan adalah Megibung. Setelah melakukan persembahyangan, masyarakat akan duduk bersama untuk menikmati hidangan khas Galungan secara lesehan. Tradisi makan bersama ini menciptakan suasana keakraban dan kebersamaan yang hangat. Meskipun mungkin tidak secara langsung diundang untuk bergabung, wisatawan dapat melihat dan merasakan atmosfer kekeluargaan yang kental dalam tradisi ini.

Baca juga : Tempat Makan Di Bali Dengan Menu Lokal Yang Terkenal

Selama perayaan upacara Galungan, wisatawan dapat mengamati interaksi sosial dan budaya masyarakat Bali selama upacara berlangsung. Hal ini akan jadi pengalaman yang tak terlupakan saat berkunjung ke Pulau Dewata. Namun penting untuk diingat untuk selalu bersikap sopan dan menghormati jalannya upacara serta keyakinan umat Hindu ya.

Dipublikasikan pada


Tentang Penulis

Nisa

Love to share the small things that make life interesting. Come with me on a journey where curiosity takes the lead, and each story invites you to see the world in a new way.

Brand Managers!

Ingin melihat merek atau bisnis kamu di website kami?

Hubungi kami sekarang

Berlangganan Milis TripZilla

Dapatkan tips dan berita travel terbaru!

Rekomendasi Artikel

Artikel Terbaru