Alat bantu ini akan membuat tidurmu di kereta, pesawat atau bus jadi lebih nyaman, deh!
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, September tahun lalu mengatakan tak akan mengizinkan backpacker masuk ke Bali di masa mendatang. Meski memicu kontroversi, tak sedikit yang memberikan dukungan karena tidak sedikit backpacker internasional datang ke Bali dan tidak memberikan sumbangsih signifikan pada perekonomian lokal, dan malah merepotkan. Tak sedikit yang melabeli traveler jenis ini sebagai backpacker miskin, atau “begpacker”.
Terlepas dari pernyataan tersebut, yang kemudian diklarifikasi, bahwa Indonesia tak ingin ada pengunjung, turis atau traveler internasional yang datang ke wilayah Indonesia dan melanggar aturan dan norma sosial yang sudah berlaku, penolakan terhadap backpacker miskin bukanlah hal yang baru dilakukan. Sejumlah negara lain di belahan bumi ini juga menginginkan hal yang sama, dan lebih memilih mengajak traveler internasional yang bisa membantu meningkatkan perekonomian lokal untuk berkembang.
TripZilla Indonesia sudah mengumpulkan lima negara yang menolak masuknya traveler dan backpacker miskin ke wilayahnya. Daftarnya bisa dilihat di bawah ini!
Menteri Pariwisata Selandia Baru Stuart Nash pada Agustus 2022 lalu di acara Tourism Export Council of New Zealand, mengatakan harapannya untuk bisa mengajak traveler berkantung tebal untuk liburan di wilayah Selandia Baru.
“Yang pasti orang-orang ini bukan mereka yang malah naik mobil camper dan berkeliling negara kami dengan berbekal 10 NZD per hari dan hanya makan mie instan,” sindir Stuart Nash di acara tersebut.
“Kami ingin mengajak wisatawan yang bersedia menghabiskan uangnya, dan tinggal lebih lama di Selandia Baru,” lanjutnya.
Dengan pintu perbatasan Selandia Baru sudah kembali dibuka untuk wisata dan masuknya traveler asing, pemerintah berencana untuk lebih mengedepankan industri pariwisata yang berkelanjutan.
Negara Gajah Putih identik sebagai destinasi surgawi bagi para backpacker internasional. Namun, seperti dilaporkan Reuters, Wakil Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, di even pariwisata pada Juli silam mengatakan harapannya untuk mengubah citra tersebut.
“Kami tak ingin orang pergi ke Thailand karena semuanya murah. Negara ini harus fokus untuk meningkatkan nilainya sebagai destinasi wisata premium,” tandasnya.
Banyak kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah Thailand untuk mewujudkan hal tersebut, termasuk mengeluarkan visa kerja berdurasi 10 tahun untuk digital nomad internasional yang berpenghasilan minimal 80,000 USD per tahun.
Salah satu negara di kawasan Karibia ini mengajak wisatawan dengan gaji ratusan juta rupiah untuk tinggal di wilayahnya melalui visa Remote Work Stamp, yang diluncurkan pada Februari 2021 silam. Visa ini lebih ditujukan kepada digital nomad, yang ingin bekerja secara remote dan aman di lokasi yang eksotis. Untuk mengajukan visa ini saja pemohon harus siap mengeluarkan uang sebesar 500 USD (~7,448,400 IDR).
Fiji secara terang-terangan memposisikan dirinya sebagai destinasi wisata untuk para miliarder. Bahkan di periode Covid-19, Fiji tetap mempertahankan citranya dan fokus pada luxury travel. Bahkan dalam Tourism Fiji’s Coprporate Plan for 2022 to 2024, targetnya adalah untuk bisa “mengajak dan mengembangkan segmen pasar bernilai tinggi” dan mendorong “pertumbuhan tingkat belanja pengunjung” untuk bisa mempromosikan pariwisata berkelanjutan.
Cayman Island menyambut wisatawan dan juga pekerja remote berpenghasilan tinggi ke wilayahnya. Mereka yang berpenghasilan paling sedikit 100,000 USD per tahun bisa mengajukan visa kerja berdurasi dua tahun dengan biaya tahunan mencapai 1,469 USD (~21,883,399 IDR).
Dalam situs resminya, dinas pariwisata Cayman Island mengajak “pekerja profesional dan digital nomad untuk merasakan gaya hidup remote dan merasakan sendiri secara langsung kemewahan, petualangan, budaya dan kecantikan yang ditawarkan Cayman Island.”
Baca juga: 10 Destinasi Terbaik Dunia Untuk Backpacker, Sudah Kunjungi Semua?
Apakah kamu termasuk backpacker miskin yang bakal ditolak masuk di negara-negara ini?
Dipublikasikan pada
Dapatkan tips dan berita travel terbaru!
Alat bantu ini akan membuat tidurmu di kereta, pesawat atau bus jadi lebih nyaman, deh!
Tanpa delapan barang ini, kamu mungkin tak akan selamat saat liburan saat heatwave.
Agar tidak mengeluarkan biaya, penumpang AirAsia diharapkan tidak melakukan check in di counter yang ada di bandara dan melakukannya secara online.
Dengan membeli AirAsia Unlimited Pass sebesar 1,5 juta rupiah, traveler bisa terbang domestik berkali-kali hingga Mei 2021. Tertarik mendapatkannya?
Menginap di Sa Pa Vietnam dan jelajahi pesonanya dengan cable car
Universal Studio Jepang Hadirkan Atraksi Terbaru Donkey Kong Mulai Desember 2024
Sensasi meleleh, renyah, gurih yang membuat orang tergila-gila
Perpaduan interior keren dan kue cantik!
PIK 2 di Tangerang, destinasi hiburan serba ada dan anti mati gaya
Indahnya perpaduan kota modern dan tradisional.