Alat bantu ini akan membuat tidurmu di kereta, pesawat atau bus jadi lebih nyaman, deh!
Siap untuk liburan musim panas di Eropa, Amerika atau di belahan bumi lain di luar Indonesia? Jika iya, ada sejumlah hal yang harus kamu persiapkan, mengingat adanya ancaman gelombang panas ekstrim mendera di berbagai wilayah. Jika tidak, kamu berisiko terkena heatstroke, yang pastinya bisa mengganggu rencana liburan musim panas kamu.
Tidak sedikit orang yang belum mengetahui apa itu heatstroke. Padahal situasi ini banyak dialami wisatawan, terutama di periode musim panas sekarang ini. Apalagi, berbagai wilayah di dunia saat ini sedang dihadapkan pada masalah anomali cuaca dalam bentuk gelombang panas ekstrim. Sejumlah negara bahkan mengeluarkan travel warning untuk tidak mengunjungi negara-negara tertentu yang menghadapi panas ekstrim ini.
Untuk mengetahui apa itu heatstroke, TripZilla Indonesia mengumpulkan sejumlah informasi untuk menambah informasi sekaligus menjadi bekal perjalanan kamu menjalani liburan musim panas. Cek info lengpnya di bawah ini.
Image credit: alba1970 | Pixabay
Heatstroke adalah kondisi yang mengancam jiwa yang menyebabkan tubuh menjadi terlalu panas. Heatstroke didefinisikan sebagai meningkatnya suhu tubuh di atas 40 derajat Celsius.
Kondisi ini juga disebut sebagai sunstroke, yang merupakan bentuk hipertermia paling parah, atau penyakit yang berhubungan dengan panas. Sengatan panas dapat menyebabkan kerusakan otak, kegagalan organ, dan bahkan kematian.
Ada dua jenis heatstroke. Yang pertama adalah sengatan panas akibat aktivitas fisik, di mana kondisi ini biasanya terjadi akibat aktivitas fisik yang berlebihan dalam kondisi panas dan lembap. Sengatan panas ini dapat terjadi dalam beberapa jam.
Sementara jenis lainnya adalah sengatan panas akibat aktivitas non-fisik, yang disebut juga sebagai sengatan panas klasik. Jenis ini dapat terjadi karena usia atau kondisi kesehatan yang mendasarinya. Sengatan panas ini cenderung terjadi selama beberapa hari.
Siapa pun bisa terserang heatstroke. Namun, bayi dan lansia memiliki risiko yang sangat tinggi karena tubuh mereka mungkin tidak dapat mengatur suhu secara efektif. Atlet, tentara, dan orang-orang dengan pekerjaan yang memerlukan kerja fisik di lingkungan yang panas juga rentan terhadap sengatan panas.
Ada faktor-faktor lain yang meningkatkan risiko sengatan panas, seperti intensitas tinggi mengkonsumsi minum beralkohol, mereka yang mengalami dehidrasi, atau yang mengonsumsi obat-obatan yang bisa memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu, seperti diuretik, obat penenang, obat penenang, atau obat jantung dan tekanan darah.
Faktor lain adalah mengidap penyakit tertentu yang memengaruhi kemampuan berkeringat, seperti fibrosis kistik, atau mengidap kondisi medis tertentu, seperti gangguan tidur atau masalah pada jantung, paru-paru, ginjal, hati, tiroid, atau pembuluh darah. Kondisi heatstroke juga dialami bagi mmereka yang mengenakan pakaian yang berat atau ketat, seperti alat pelindung, mengalami demam tinggi, mengidap obesitas atau memiliki kondisi fisik yang buruk atau tidak terbiasa dengan kondisi panas.
Sengatan panas terjadi saat tubuh tidak dapat mendinginkan dirinya sendiri. Hipotalamus (bagian otak yang mengendalikan banyak fungsi tubuh) mengatur suhu inti tubuh seseorang. Biasanya suhu tubuh diatur pada suhu sekitar37 derajat Celsius.
Namun, jika tubuh menyerap lebih banyak panas daripada yang dilepaskannya, suhu internal akan naik di atas titik yang ditetapkan ini.
Ada beberapa gejala dan tanda-tanda seseorang mengalami kondisi ini, yang mungkin harus ditangani melalui prosedur medis yang tepat, yaitu:
Anhidrosis (kulit kering yang tidak berkeringat, yang lebih umum terjadi pada sengatan panas tanpa aktivitas fisik).
Ataxia (masalah dengan gerakan dan koordinasi).
Masalah keseimbangan.
Delirium (kebingungan atau disorientasi).
Pusing.
Keringat berlebihan yang terus berlanjut setelah berhenti berolahraga (lebih umum terjadi pada sengatan panas karena aktivitas fisik).
Kulit panas, memerah atau kulit sangat pucat.
Tekanan darah rendah atau tinggi.
Krekel paru-paru (suara menggelembung atau berdeguk di paru-paru).
Mual dan muntah.
Oliguria (keluaran urin rendah).
Pernapasan cepat atau takikardia (detak jantung cepat).
Kejang.
Sinkop (pingsan) atau kehilangan kesadaran.
Lemah.
Orang yang terkena sengatan panas dapat mengalami syok, atau bahkan mengalami koma. Suhu tubuh yang tinggi dapat menyebabkan:
Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
Pembengkakan otak.
Gagal ginjal.
Gagal hati.
Disfungsi metabolisme.
Kerusakan saraf.
Berkurangnya aliran darah ke jantung dan masalah peredaran darah lainnya.
Sengatan panas memerlukan perawatan medis segera. Namun, pertolongan pertama bisa dilakukan, yaitu dengan mendinginkan korban sebisa mungkin. Beberapa cara di bawah ini bisa dilakukan, yaitu:
Menempelkan kompres es di leher, selangkangan, dan ketiak.
Memberikan anjuran untuk minum cairan yang sedikit asin, seperti minuman olahraga atau air asin.
Membaringkan korban di lingkungan yang sejuk, teduh, dan berventilasi baik.
Membenamkan korban di air dingin, jika memungkinkan.
Membasahi korban dengan air dan meniupkan udara ke seluruh tubuh korban (pendinginan evaporatif).
Memantau pernapasan korban dengan saksama dan menyingkirkan sumbatan saluran napas.
Tidak memberikan obat apa pun, termasuk aspirin dan asetaminofen.
Melepas pakaian yang ketat atau berat.
Di rumah sakit, korban sengatan panas dapat menerima:
Cairan infus dingin melalui pembuluh darah di lengan korban.
Selimut pendingin.
Mandi es.
Obat untuk mencegah kejang.
Oksigen tambahan.
Terkadang, lavage air dingin diperlukan. Perawatan ini menggunakan kateter (tabung tipis dan fleksibel) untuk mengisi rongga tubuh dengan air dingin. Ini membantu menurunkan suhu tubuh secara keseluruhan. Kateter dapat dimasukkan ke dalam rektum atau ke tenggorokan.
Penyedia layanan kesehatan menghentikan perawatan pendinginan setelah tubuh mencapai sekitar 38,9 derajat Celsius. Lamanya waktu tinggal di rumah sakit bergantung pada tingkat keparahan sengatan panas dan seberapa baik organ-organ berfungsi.
Dalam kebanyakan kasus, sengatan panas dapat dicegah dengan:
Menghindari aktivitas fisik yang berat dalam kondisi panas dan lembap.
Mengonsumsi minuman olahraga, air yang sedikit asin, atau kaldu.
Membiarkan tubuh beradaptasi dengan suhu hangat secara bertahap selama beberapa minggu jika harus berada dalam kondisi panas untuk bekerja atau berolahraga.
Jangan pernah meninggalkan anak-anak (atau hewan peliharaan) di tempat tertutup dan panas seperti mobil.
Tetap berada di area ber-AC atau berventilasi baik selama gelombang panas.
Baca juga: Panduan Dan Tips Liburan Di Tengah Panas Ekstrem
Itulah sejumlah tips dan panduan menghadapi heatstroke, sekaligus langkah meminimalkan mengalami situasi tersebut. Tetap liburan dengan kewaspadaan tinggi, ya!
Preview image credit: Tho-Ge | Pixabay
Dipublikasikan pada
Dapatkan tips dan berita travel terbaru!
Alat bantu ini akan membuat tidurmu di kereta, pesawat atau bus jadi lebih nyaman, deh!
Tanpa delapan barang ini, kamu mungkin tak akan selamat saat liburan saat heatwave.
Agar tidak mengeluarkan biaya, penumpang AirAsia diharapkan tidak melakukan check in di counter yang ada di bandara dan melakukannya secara online.
Dengan membeli AirAsia Unlimited Pass sebesar 1,5 juta rupiah, traveler bisa terbang domestik berkali-kali hingga Mei 2021. Tertarik mendapatkannya?
Menginap di Sa Pa Vietnam dan jelajahi pesonanya dengan cable car
Universal Studio Jepang Hadirkan Atraksi Terbaru Donkey Kong Mulai Desember 2024
Sensasi meleleh, renyah, gurih yang membuat orang tergila-gila
Perpaduan interior keren dan kue cantik!
PIK 2 di Tangerang, destinasi hiburan serba ada dan anti mati gaya
Indahnya perpaduan kota modern dan tradisional.