Manfaatkan kereta api dari Paris untuk perjalanan ke kota-kota di sekitarnya yang tidak kalah menawan
Artikel mengenai cara menikmati desa garam Yim Tin Tsai dan peternakan Tiram berkelanjutan, Lau Fau Shan, Hong Kong ini diterjemahkan dari versi Bahasa Inggris ini. Read here for the English version.
Sering dikunjungi karena gemerlap lampu dan pencakar langit yang menakjubkan membuat keindahan alam Hong Kong dan pemandangan alamnya yang luar biasa sering terlupakan. Tapi bagi traveler yang penasaran ingin merasakan petualangan yang lebih unik, ada sejumlah destinasi istimewa menunggumu di luar jalanan Hong Kong yang ramai.
Bisa ditempuh kurang lebih dalam 15 menit dengan kapal dari pelabuhan, pulau kecil ini berada di kawasan pantai Distrik Sai Kung. Desa Yim Tin Tsai ini, yang namanya memiliki arti little salt pan (danau air asin kecil), menjadi satu-satunya desa garam di Hong Kong.
Seperti yang bisa dilihat langsung, pulau ini memiliki sejarah panjang dengan tradisi yang kuat. Di tahun 1670-an, warga Hakka membangun danau air asin Yim Tin Tsai untuk memaksimalkan dataran yang mereka miliki untuk produksi garam. Saat ombak tinggi, laut akan mengisi semua danau air asin ini. Setelah mengumpulkan butiran garam hasil evaporasi, penduduk desa akan mengirimkan garamnya di dalam dan juga di luar distrik.
Sejak itu, Yim Tin Tsai, bersama dengan danau air asinnya yang ikonik, telah berulang kali mengalami kejatuhan dan kebangkitan. Di tahun 1960-an, warga lokal pergi ke luar negeri untuk mengejar kesempatan yang jauh lebih menjanjikan, sehingga pada tahun 1980-an, hanya empat orang warga yang tersisa. Pada periode tersebut, Yin Tim Tsai mendapat sebutan sebagai Pulau Hantu karena kondisinya. Rumah-rumah pedesaan dan pusat komunitas yang ditinggalkan akhirnya menyatu dengan hutan.
Meski masih memiliki nuansa sepi dan mistis, pulau ini sekarang berada di fase awal dari kebangkitannya. Generasi baru dari masyarakat Hakka lalu kembali ke Tim Tin Tsai di tahun 2000-an untuk mengbangkitan budaya mereka. Jika bukan karena usaha kolektif mereka, desa dan sejarah ini mungkin tidak bisa dipertahankan hingga saat ini.
Tidak lama setelah kedatangan mereka, pembangunan Salt and Light Preservation Centre, semakin membantu memajukan gerakan pelestarian tradisi pembuatan garam Yim Tin Tsai. Pada 2015, danau air asin ini diakui dunia dan mendapatkan penghargaan Asia-Pacific UNESCO untuk Warisan Budaya Konservasi.
Pada saat ini, danau air asin Yim Tin Tsai menjadi destinasi populer di antara traveler lokal untuk wisata satu hari. Bagi wisatawan asing yang ingin mendapatkan pengalaman di Hong Kong dengan nuansa yang baru, pulau ini yang kaya sejarah pastinya akan menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi.
Selain dari danau air asinnya, Yim Tin Tsai juga menjadi rumah untuk St Joseph’s Chapel, yang juga menerima penghargaan UNESCO pada 2005. Dibangun pada 1890, gereja yang terjaga kelestariannya itu kini berdiri sebagai simbol kuatnya hubungan misionaris Katolik dengan keluarga Hakka.
Gunakan MTR ke Choi Hung. Keluarlah di Exit C1, kemudian naik minibus hijau 1A yang menuju ke Sai Kung. Setelah tiba di terminal bus, kamu bisa menuju langsung ke waterfront Sai Kung dan menemukan stan feri Yim Tin Tsai. Pesan tiket ferry pulang pergi seharga 60 HKD (~110,000 IDR), sudah termasuk akses ke danau air asin dan gereja.
Destinasi pantai pinggiran yang terpencil lainnya, Lau Fau Shan, merupakan tempat harta karun bagi pecinta seafood. Kunjungi tempat ini saat musim dingin dan kamu akan disuguhi pemandangan tiram emas, yang bersinar di sepanjang jalan saat mereka dikeringkan di bawah sinar matahari.
Peternakan tiram tradisional ini mengakar kuat dalam sejarah Hong Kong. Faktanya, spesies tiram yang dipanen di Lau Fau Shan, Crassostrea hongkongensis, memiliki nama kota ini. Industri yang berusia 700 tahun ini telah berturut-turut membantu petani tiram dari generasi ke generasi di Lau Fau Shan, di wilayah yang mengandalkan perairan yang produktif untuk aktivitas perdagangan terbesar mereka.
Berjarak hanya 15 menit dari Tin Shui Wai, Lau Fau Shan biasanya menyambut wisatawan lokal, yang kebanyakan dari mereka tertarik menikmati kuliner tiram di salah satu restoran terkenal. Area ini juga dikenal untuk mengekspor kerang berharga ke Cina daratan melalui Shenzhen Bay Port.
Hari ini, industri pertanian tiram di Lau Fau Shan mengalami kesulitan mengatasi sejumlah halangan. Salah satunya adalah jumlah petani tiram tradisional yang semakin menurun di industri ini, selain itu juga adanya ancaman dari pemanasan global, sebuah fenomena yang sangat memengaruhi perkembangan alami tiram-tiram yang ada.
Untungnya, ada sejumlah organisasi yang peduli untuk melindungi industri ini meski menghadapi banyak tantangan, sebagaimana hidup melindungi masyarakat ini selama berabad-abad. Sekarang telah berdiri fasilitas untuk mengkonservasi lingkungan perairan di Lau Fau Shan, serta program pemulihan terumbu karang Deep Bay. Berkat program seperti ini, wilayah ini terus memproduksi tiram-tiram berkualitas premium, memaksimalkan setiap kesempatan untuk memanjakan wisatawan, yang menemukan jalan untuk sampai ke permata tersembunyi di kota ini.
Melindungi industri peternakan tiram Lau Fau Shan merupakan bagian dari pelestarian tradisi Hong Kong yang tak tertandingi. Bagi wisatawan menjelajah ke wilayah yang bersahaja ini, perlu diketahui bahwa Lau Fau Shan memiliki sesuatu yang lebih keren dari sekadar sunset dan lambang struktur yang luar biasa. Lau Fau Shan juga memiliki sejarah, budaya dan kehidupan yang tidak kalah istimewa.
Gunakan bus shuttle K65 MTR dari stasiun Yuen Lung atau stasiun Tim Shui Wai.
Sebagai dua tempat dengan budaya yang tidak terlalu terkenal di kawasan ini, Yim Tim Tsai dan Lau Fau Shan merupakan bukti dari usaha tanpa henti Hong Kong untuk mewujudkan pariwisata pecinta alam dan berkelanjutan. Akan tetapi, perlu dipahami bahwa jalan untuk pariwisata berkelanjutan tidak pernah berakhir, bahkan intinya adalah bagaimana bisa untuk terus mempertahankannya. Karena itu, bekerja bahu membahu untuk terus bergerak dalam konservasi merupakan pemikiran yang harus dimiliki wisatawan, yang meleburkan dirinya dalam budaya yang ada, yang datang langsung ke tempat ini dengan kewajiban membuka lebar mata dan telinga mereka.
Pengembangan kosmopolitan Hong Kong tak diragukan lagi merupakan hal yang impresif dan layak mendapatkan perhatian, tapi pada akhirnya, komunitas yang ada di sekelilingnya merupakan hal yang fundamental untuk menjadikan Hong kong sebagai destinasi yang lengkap seperti sekarang ini. Jadi ketika kamu mengunjungi salah satu kota dunia di Asia ini suatu hari nanti, pertimbangkan untuk menjelajah di luar kawasan urban dan selama berada di sana, ingatlah untuk memahami semua cerita yang ditawarkan kota kawasan pantai yang tersembunyi ini.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs resmi Hong Kong Tourism Board, Facebook dan Instagram.
Dipersembahkan oleh Hong Kong Tourism Board
Dipublikasikan pada
Dapatkan tips dan berita travel terbaru!
Manfaatkan kereta api dari Paris untuk perjalanan ke kota-kota di sekitarnya yang tidak kalah menawan
Menambah wawasan sambil berlibur di Paris, kenapa tidak?
Pecinta foto-foto, siapkan kamera kamu ya untuk 10 tempat instagrammable di Hong Kong ini!
Wisata kuliner di Malioboro, mengapa tidak? Kamu akan terkejut dengan variatifnya jenis makanan yang ada di jalanan paling ikonik di Jogja ini. Coba yuk!
Mengunjungi desa adat di Indonesia bisa jadi aktivitas wisata unik yang menyenangkan lho. Ini dia daftar 14 desa adat yang bisa kamu jadikan referensi.
Universal Studio Jepang Hadirkan Atraksi Terbaru Donkey Kong Mulai Desember 2024
Sensasi meleleh, renyah, gurih yang membuat orang tergila-gila
Perpaduan interior keren dan kue cantik!
PIK 2 di Tangerang, destinasi hiburan serba ada dan anti mati gaya
Indahnya perpaduan kota modern dan tradisional.