Alat bantu ini akan membuat tidurmu di kereta, pesawat atau bus jadi lebih nyaman, deh!
Periode pandemi mengajarkan kita akan satu hal yang penting, tidak ada yang bisa menebak bagaimana situasi di masa depan. Dengan dunia memiliki kondisi yang sangat tidak stabil, orang-orang di dalamnya pun bisa terkena imbas karenanya. Perubahan iklim menjadi hal yang begitu berisiko bagi makhluk hidup, dan semua orang memiliki andil akan hal tersebut. Tidak adakah cara yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki, atau setidaknya meminimalkan risiko tersebut? Jawabannya, ada! Sebagai traveler, kamu bisa membantu melalui cara mengurangi jejak karbon saat melakukan perjalanan.
Tapi, tahukah kamu apa jejak karbon itu? Mengutip dari sejumlah sumber, jejak karbon merupakan jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan dari setiap kegiatan atau aktivitas manusia pada kurun waktu tertentu. Jejak karbon ini bisa memberikan dampak negatif pada seluruh kehidupan di bumi, mulai dari bencana perubahan iklim, kekeringan, berkurangnya sumber air bersih dan masih banyak lagi lainnya.
Setiap orang bisa memberikan andil atas meningkatnya jejak karbon di alam, termasuk bagi mereka yang suka jalan-jalan sekalipun. Beberapa hal yang bisa menyebabkan tingginya jejak karbon oleh manusia adalah penggunaan kendaraan, penggunaan energi listrik dan air dan konsumsi makanan secara berlebihan. Namun, kamu yang suka jalan-jalan, juga tetap bisa memberikan andil meminimalkan situasi ini. Cara mengurangi jejak karbon di bawah ini bisa kamu lakukan untuk membantu meningkatkan kondisi lingkungan. Simak, yuk!
Tahukah kamu bahwa pelaku perjalanan udara diprediksi bakal mencapai 8,2 miliar pada 2037 menurut Air Transport Association? Jika memang demikian, kondisi tersebut bisa meningkatkan tingkat emisi dan jejak karbon di udara hingga dua kali lipat. Jika tidak ada langkah strategis diambil, situasi tentunya akan menjadi jauh lebih buruk dari sekarang ini.
Apa yang bisa kamu lakukan mengatasi situasi ini? Jika memang keinginan dan hasrat untuk liburan begitu tinggi, kamu bisa meminimalkan jumlah penerbangan yang diambil. Idenya adalah dengan tidak terlalu sering melakukan penerbangan. Kamu bisa liburan di destinasi yang dekat dengan tempat tinggal kamu tanpa harus melakukan penerbangan, atau langsung bepergian jauh dalam tinggal dalam waktu yang lama di sana.
Salah satu alasan mengapa liburan bukan di musim liburan, seperti periode musim panas, yang bertepatan dengan libur anak-anak sekolah, atau periode musim dingin, yang bertepatan dengan momen libur akhir tahun di Indonesia, sebagai hal yang menarik adalah salah satu cara mengurangi jejak karbon saat liburan. Alasan lain, kamu bisa mendapatkan harga tiket yang jauh lebih murah, harga kamar hotel yang jauh lebih terjangkau dan tidak perlu berdesak-desakan dengan traveler lain. Faktor cuaca juga bisa menjadi alasan untuk tidak liburan di musim liburan.
Selama periode pandemi, destinasi wisata di sejumlah kota di Indonesia melakukan pembatasan. Selain mengurangi kepadatan dan mendukung protokol kesehatan social distancing, kebijakan pembatasan ini juga ikut memberikan efek positif dalam mengurangi jejak karbon. Tidak hanya di Indonesia, beberapa destinasi wisata populer di sejumlah negara juga melakukan pembatasan untuk memerangi overtourism, seperti di Hawaii, Venice di Italia, Maya Beach di Thailand dan masih banyak lagi lainnya. Hasilnya cukup signifikan buat alam, di mana kondisi lingkungan di Hawaii, Venice dan Maya Beach berangsur-angsur membaik.
Kamu pun bisa memberikan andil penting, dengan mengikuti aturan pembatasan atau dengan menghindari mengunjungi tempat-tempat wisata populer yang ramai pengunjung. Selain memberikan kesempatan untuk tempat-tempat ramai tersebut melakukan rehabilitasi, kamu juga bisa membantu tempat-tempat baru untuk menjadi lebih berkembang.
Cara mengurangi jejak karbon yang ini bisa kamu praktekkan melalui hal kecil. Saat menginap di hotel misalnya. Jika kamu masuk ke kamar mandi dan masih melihat wadah sampo dan sabun dari plastik, kamu bisa memilih tidak menggunakannya dan tidak membawanya pulang sebagai souvenir. Soalnya, jika barang tersebut diambil, pengelola hotel akan menggantinya dengan produk berplastik lainnya dan memungkinkan meningkatkan jumlah sampah plastik.
Kamu juga bisa mengatur AC di kamar hotel kamu menjadi lebih hangat dan nyaman, dan tidak terlalu dingin. Menggunakan fasilitas air juga tidak perlu terlalu berlebihan. Gunakan seminimal mungkin! Ambil juga hidangan prasmanan sesuai kemampuan, dan jangan sampai membuang makanan.
Baca juga: Makan Prasmanan, Ini Tips Dan Etika Yang Wajib Kamu Tahu Agar Tidak Malu-Maluin!
Tidak usah melawan teknologi yang berkembang begitu pesat dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, salah satu cara mengurangi jejak karbon bisa dengan memaksimalkan penggunaan teknologi, yang tentunya memberikan kemudahan dalam banyak hal. Teknolgi QR Codes, realitas virtual, sistem pembayaran cashless dan bahkan penggunaan uang kripto menjadi terobosan yang bisa membantu meminimalkan jejak karbon di lingkungan.
Salah satu kendaraan yang dijamin ramah lingkungan adalah kendaraan yang dijalankan oleh tenaga manusia, seperti becak, sepeda atau bahkan dengan berjalan kaki. Kamu juga tidak perlu mengeluarkan biaya dalam jumlah besar untuk menggunakan kendaraan ini.
Di masa lalu, liburan identik menghabiskan waktu di alam terbuka, bisa dengan camping, piknik atau sekadar bersantai menikmati pemandangan. Mengapa kamu tidak melakukannya lagi. Dengan demikian, kamu bisa lebih menghargai alam sekaligus memiliki motivasi untuk menjaga alam untuk generasi selanjutnya.
Staycation sempat booming di periode pandemi, tapi kamu mungkin bisa melakukan penjelajahan di “rumah” kamu sendiri. Tidak perlu harus terbang menggunakan pesawat, atau bepergian menggunakan bus dan kereta api, kamu bisa menjelajah dengan menggunakan sepeda atau scooter listrik untuk mengetahui apa saja tempat asyik terbaru di wilayah kamu tinggal.
Baca juga: Di Hong Kong, Bisnis Berkelanjutan Menciptakan Budaya Untuk Peduli
Itulah beberapa cara mengurangi jejak karbon yang bisa kamu lakukan dalam skal kecil. Dijamin deh, dengan banyak orang mengambil sikap dan langkah yang sama, perumpamaan “sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit” akan benar-benar terwujud.
Dipublikasikan pada
Dapatkan tips dan berita travel terbaru!
Alat bantu ini akan membuat tidurmu di kereta, pesawat atau bus jadi lebih nyaman, deh!
Tanpa delapan barang ini, kamu mungkin tak akan selamat saat liburan saat heatwave.
Agar tidak mengeluarkan biaya, penumpang AirAsia diharapkan tidak melakukan check in di counter yang ada di bandara dan melakukannya secara online.
Dengan membeli AirAsia Unlimited Pass sebesar 1,5 juta rupiah, traveler bisa terbang domestik berkali-kali hingga Mei 2021. Tertarik mendapatkannya?
Menginap di Sa Pa Vietnam dan jelajahi pesonanya dengan cable car
Universal Studio Jepang Hadirkan Atraksi Terbaru Donkey Kong Mulai Desember 2024
Sensasi meleleh, renyah, gurih yang membuat orang tergila-gila
Perpaduan interior keren dan kue cantik!
PIK 2 di Tangerang, destinasi hiburan serba ada dan anti mati gaya
Indahnya perpaduan kota modern dan tradisional.