Bali Belly, Sensasi Paling Populer Di Bali Yang Tidak Diinginkan Wisatawan!

Bali Belly sedang populer di Pulau Dewata. Sayangnya, popularitas yang muncul dalam artian yang negatif. Hanya saja, tidak banyak yang tahu apa itu Bali Belly, apa penyebabnya dan bagaimana cara menghindarinya.

Bali Belly sendiri merupakan kondisi di mana tubuh, terutama pada perut, terasa nyeri maupun melilit, disebabkan konsumsi makanan yang tidak biasa. Singkatnya, Bali Belly merupakan bentuk lain dari keracunan makanan atau juga gastroenteritis. Pada intinya gastroenteritis adalah kondisi di mana ada pembengkakan secara teknis pada perut, dengan gejala utama seperti diare dan muntah, perut melilit dan nyeri, demam hingga kehilangan nafsu makan.

Kondisi ini biasanya dialami oleh wisatawan yang baru pertama kali datang ke Bali atau memiliki kondisi organ pencernaan yang sensitif, dan merasakan kuliner dan makanan khas Bali yang terkenal pedas dan memiliki sensasi rasa yang menyegat. Beruntungnya, kondisi ini bisa diatasi dengan mudah, walau bisa memotong waktu dan kenyamanan liburan di Bali.

Namun, untuk mengenal lebih lengkap apa itu Bali Belly, yuk simak informasi yang dirangkum TripZilla Indonesia dari berbagai sumber di bawah ini!

1. Apa itu Bali Belly?

Mengutip dari Halodoc, Bali Belly merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus melalui makanan atau minuman yang tercemar. Kondisi ini biasanya dialami bagi mereka yang masih harus beradaptasi dengan makanan lokal. Singkatnya, perutnya tidak cocok dengan makanan lokal.

Namun, jika dilihat dari penyebabnya, kondisi ini muncul karena peran virus yang terdapat pada makanan dan air yang dikonsumsi. Hasil penelitian menunjukkan adanya Rotavirus dan Norovirus yang juga menjadi penyebab kondisi ini. Selain virus, infeksi bakteri dari E. coli, Salmonella hingga Campylobacter, yang masuk melalui makanan juga berperan.

2. Gejala yang muncul

Bagi yang mengalami kondisi ini pastinya memiliki sejumlah gejala, baik ringan maupun berat. Gejala itu antara lain perut kembung, mual hingga muntah, diare, hilang nafsu makan, lemah dan juga demam.

Gejala di atas biasanya berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Dengan istirahat yang cukup selama beberapa waktu, dengan kondisi tetap terhidrasi, gejala tersebut akan berangsur hilang. Namun, jika kondisi berlanjut hingga mual dan muntah, dan tubuh lemas, kamu perlu mengambil langkah darurat dengan menuju ke klinik kesehatan seperti Puskesmas, klinik atau dokter.

3. Bagaimana perawatan atas kondisi tersebut

Jika memang kamu atau orang terdekat kamu mengalami kondisi ini, ada sejumlah langkah dan tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Langkah efektif yang bisa dilakukan adalah dengan mengunjungi dokter. Mengingat kondisi ini disebabkan oleh virus dan bakteri, dokter akan memberikan obat dan penanganan lainnya, yang bisa memulihkan kondisi dalam 24 jam ke depan.

Cara lain yang bisa diambil adalah dengan membeli langsung obat-obatan dengan kandungan Imodium dan Loperomide, yang banyak dijual bebas di apotek. Jika ada gejala mual, kamu bisa membeli obat antimual, pereda rasa nyeri dan juga paracetamol untuk menurunkan demam.

Ada juga teknik lain yang lebih terjangkau, yaitu mencampurkan gula dan garam dalam segelas air untuk menggantikan elektrolit tubuh. Caranya adalah dengan mencampurkan setengah sendok teh garam, 6 sendok teh gula dan satu liter air, yang diaduk rata. Selain tetap terhidrasi, pastikan tubuh tetap memiliki energi dengan mengonsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayuran.

4. Cara menghindari Bali Belly

Jika kamu belum pernah merasakan atau mengalami kondisi tersebut, tidak ada salahnya melakukan sejumlah langkah preventif. Mengubah pola diet dan gaya hidup dalam beberapa hari pertama kala liburan di Bali bisa sangat membantu meminimalkan risiko tersebut.

Langkah terbaik adalah dengan menjaga kebersihan diri. Sering mencuci tangan, terutama setelah buang air kecil dan besar, setelah memegang uang atau hendak mengkonsumsi makanan juga harus dilakukan. Yang terpenting adalah kamu mengetahui di mana dan apa yang akan kamu makan dan minum, serta menjaga diri tetap higienis, bakal meminimalkan risiko mengalami Bali Belly.

Baca juga: 12 Makanan Khas Bali Lezat dan Dimana Kamu Bisa Mencobanya

Itulah informasi mengenai kondisi Bali Belly, penyebab dan cara mengatasi dan menghindarinya. Semoga bisa bermanfaat untuk bekal liburan kamu ke Bali!

 

Bergabunglah dengan keluarga besar Tripzilla Indonesia di Facebook, Twitter dan Instagram untuk mendapatkan inspirasi liburan dan informasi terbaru mengenai sektor wisata di Indonesia dan negara lainnya. Ayo bergabung!

Dipublikasikan pada


Tentang Penulis

Widya Astuti

Bekerja sebagai abdi negara di Kalimantan tak membuat ambisi Widya berkeliling Indonesia dan mengumpulkan beragam kain khas dari setiap daerah pudar. Setiap mendapat kesempatan liburan, penghobi memasak ini tak akan melewatkannya. Ingin tahu perjalanan serunya sejauh ini, simak Instagram-nya di @widyaastuti_f.

Brand Managers!

Ingin melihat merek atau bisnis kamu di website kami?

Hubungi kami sekarang

Berlangganan Milis TripZilla

Dapatkan tips dan berita travel terbaru!

Rekomendasi Artikel

Artikel Terbaru