Pecinta foto-foto, siapkan kamera kamu ya untuk 10 tempat instagrammable di Hong Kong ini!
Surabaya sebagai Kota Pahlawan memiliki banyak sekali bangunan cagar budaya yang hingga kini masih berdiri kokoh. Bangunan-bangunan tersebut seolah menjadi saksi bisu perjuangan arek-arek Suroboyo dalam melawan penjajah. Napak tilas perjuangan para pahlawan kemerdekaan dapat pula kamu nikmati dalam sebuah perjalanan wisata sejarah di Surabaya yang pastinya akan sangat berkesan.
Saat ini sudah banyak penyedia layanan jasa wisata yang menawarkan perjalanan wisata sejarah di Surabaya. Namun, kamu dapat pula menyusuri bangunan-bangunan bersejarah di Surabaya secara mandiri. Ini dia daftar tempat wisata sejarah di Surabaya yang bisa kamu hampiri.
Salah satu ikon Kota Surabaya ini dibangun di atas area Taman Kebonrojo seberang kantor Gubernur Jawa Timur. Berada satu lokasi dengan Tugu Pahlawan, kamu bisa mengunjungi Museum Sepuluh Nopember berbentuk piramida yang menyimpan berbagai macam dokumentasi perjuangan rakyat Surabaya lho. Salah satunya adalah transkrip suara Bung Tomo ketika menyemangati rakyat Surabaya melawan pasukan Sekutu.
Gedung megah di kawasan Jalan Tunjungan ini dulunya bernama White Laidlaw yang merupakan perusahaan komersial yang menjual pakaian dan tekstil asal Inggris. Pada perjalanan sejarahnya, Gedung Siola pernah menjadi tempat pertahanan melawan Sekutu. Setelah kemerdekaan, gedung ini berubah menjadi pusat perbelanjaan modern di Surabaya. Kini, Gedung Siola resmi menjadi Museum Surabaya.
Di sinilah kamu bisa melihat perjalanan sejarah Kota Surabaya yang mengesankan. Selain itu, di sekitar area Jalan Tunjungan kamu bisa berjalan-jalan menyusuri deretan toko yang masih mempertahankan bangunan aslinya sejak zaman penjajahan Belanda. Seru sekali ya!
Kawasan Jembatan Merah merupakan kawasan paling sibuk pada zaman pendudukan Belanda. Kawasan ini menjadi pusat pemerintahan, perkantoran serta perdagangan. Jembatan berwarna merah yang ada di sini pada mulanya dibangun untuk menghubungkan wilayah Surabaya Timur dan Barat yang dipisahkan oleh Sungai Kalimas.
Wilayah barat Kalimas sendiri dulunya merupakan kompleks pemukiman orang Eropa, sedangkan wilayah timurnya dihuni oleh orang non-Eropa. Di kawasan ini kamu masih bisa melihat aneka bangunan tua yang sekarang diadopsi menjadi aneka gedung perbankan dan perkantoran. Di antaranya gedung Maybank, BNI 46 dan Mandiri Escompto yang juga memiliki museum bersejarah.
Bagi pemburu spot vintage di Surabaya pastinya tidak asing lagi dengan kedua jalan ini. Tidak jauh dari kawasan Jembatan Merah, Jalan Gula dan Jalan Karet seolah memberi ruang bagi pecinta sejarah untuk benar-benar memasuki lorong waktu Surabaya pada zaman penjajahan.
Jalan Gula dulunya merupakan pusat pabrik tembakau milik orang Belanda. Di jalan ini kamu juga akan menemukan banyak lorong dan gang sempit dengan bangunan-bangunan tua yang sudah tidak berpenghuni.
Berbeda dengan Jalan Karet. Di sepanjang jalan ini kamu banyak menemukan bangunan-bangunan megah klasik yang indah. Pada zaman penjajahan Belanda, kawasan Jalan Karet dikenal sebagai pusat perniagaan yang sibuk di Surabaya lho.
Gedung Internatio yang aslinya bernama Internationale Crediten Handelvereeniging ini merupakan tempat pengelolaan perdagangan di masa penjajahan Belanda. Selain itu, gedung ini juga dijadikan markas pasukan Sekutu di Surabaya. Desain arsitektur Gedung Internatio seolah membawamu ke lorong waktu zaman kolonial.
Tempat ini menjadi lokasi dimana terjadi baku tembak antara rakyat Surabaya dengan tentara Sekutu pada 30 Oktober 1945. Pertempuran sengit ini menjadi cikal bakal terjadinya peristiwa 10 November 1945 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Nah, kalau bangunan yang satu ini memiliki bentuk yang unik karena memiliki menara yang menyerupai cerutu rokok. Walaupun namanya Gedung Cerutu, tapi gedung ini tidak memiliki kaitan dengan rokok lho. Gedung Cerutu dulunya merupakan kantor perusahaan gula. Gedung ini berlokasi di seberang Gedung Internatio, tepatnya di sudut Jalan Rajawali.
Bentuk depannya sangat simetris khas bangunan zaman kolonial. Di sepanjang Jalan Rajawali kamu juga bisa menemukan bangunan-bangunan cagar budaya lain yang tidak kalah unik dan menarik.
Kata Sampoerna memang sangat familiar dengan salah satu merek rokok terkenal di Indonesia. Gedung museum House of Sampoerna (HOS) ini sudah ada sejak tahun 1862 dan awalnya merupakan sebuah panti asuhan. Lalu pada tahun 1932 dibeli oleh pemilik rokok Sampoerna untuk dijadikan tempat produksi.
Bangunan ini juga mengalami beberapa kali renovasi sebelum akhirnya dialihfungsikan menjadi museum keluarga Sampoerna sekaligus sejarah rokok di Indonesia. Koleksinya sangat lengkap, dan bahkan kamu bisa ikut tur gratis keliling bangunan bersejarah di Surabaya lho.
Apa yang kamu bayangkan ketika pertama kali mendengar kata penjara? Penjara selalu identik dengan kesan menyeramkan. Tak terkecuali dengan Penjara Kalisosok di Surabaya ini. Lokasinya tidak jauh dari Museum HOS. Beberapa pahlawan kemerdekaan seperti KH Mas Mansyur, WR Supratman dan HOS Tjokroaminoto pernah ditahan di penjara ini.
Penjara Kalisosok konon kabarnya memiliki ruangan penjara bawah tanah – seram sekali ya! Penjara ini baru ditutup pada tahun 2000. Untuk mengurangi kesan seram, dinding bagian luar yang menghadap ke jalan dicat dengan mural warna warni yang instagramworthy.
Masih ingat tidak dengan pelajaran sejarah tentang peristiwa penyobekan bendera Belanda menjadi bendera Merah Putih? Nah, peristiwa bersejarah dan heroik tersebut terjadi di atas Hotel Yamato.
Hotel Yamato ini ternyata masih ada lho sampai sekarang. Hanya saja berubah nama menjadi Hotel Majapahit. Hotel Majapahit menawarkan sensasi menginap dengan kemewahan ala zaman kolonial Belanda yang unik dan tidak kamu dapatkan di tempat lain. Kamu bisa bermalam sekaligus wisata sejarah di Surabaya. Klik di sini untuk info lengkap pemesanan Hotel Majapahit via Agoda.
Rumah Sakit Darmo yang dulunya bernama Soerabajasche Zieken Verpleging (SZV) pertama kali didirikan oleh pihak kolonial Belanda pada tahun 1897. Awalnya SZV hanya berupa klinik di Jalan Ngemplak, lalu pada tahun 1921 lokasinya dipindah ke Jalan Raya Darmo.
Rumah sakit ini menjadi markas penting bagi pertahanan militer Belanda. Sampai saat ini Rumah Sakit Darmo masih berdiri megah dan menjadi salah satu rumah sakit tertua di Surabaya.
Tidak banyak yang tahu jika di Surabaya terdapat sebuah makam Belanda yang sudah ada sejak tahun 1814. Memasuki areal pemakaman kamu akan melihat bentuk-bentuk makam bergaya gothic seperti di film horor luar negeri, lengkap dengan patung romawi yang unik.
Batu nisan yang terpahat di setiap makam masih terlihat jelas. Meski kurang terawat, namun di sini kamu bisa menyaksikan betapa banyaknya warga Belanda yang dulunya tinggal di Surabaya.
Gereja ini merupakan gedung gereja Katolik tertua di Surabaya, yang dibangun pada tahun 1899 dan diresmikan pada tahun 1990. Arsitekturnya unik dan berbeda dari bangunan gereja lain di Surabaya karena menggunakan dinding batu bata merah ekspose. Bangunan gereja ini sempat hancur karena serangan bom penjajah Belanda pada tahun 1945. Namun, sampai saat ini gereja ini masih aktif dipergunakan sebagai tempat peribadatan.
Menara syahbandar biasanya digunakan sebagai menara pengawas jalur lalu lintas kapal laut. Namun di Surabaya, menara syahbandar dapat kamu temui di sisi timur Kalimas. Di sinilah dulunya aktivitas bongkar muat perdagangan di Kalimas lama dilakukan. Bangunan ini membuktikan bahwa Kalimas dulunya merupakan sebuah dermaga yang luas dan sibuk dengan lalu lintas perdagangan. Keren sekali bukan?
Di bagian depan bangunan kamu bisa melihat logo Soera Ing Baja yang menjadi lambang kota Surabaya sekarang. Menara Syahbandar Kalimas merupakan salah satu dari dua bangunan di Surabaya yang memiliki logo tersebut.
Jangan terkecoh dengan namanya. Masjid Kemayoran ini lokasinya berada di Surabaya, bukan Jakarta. Masjid Kemayoran merupakan salah satu masjid tertua di Surabaya yang jadi tempat perkumpulan rakyat Surabaya melawan penjajah. Masjid ini dibangun oleh pemerintah Belanda untuk meredam amukan umat muslim terkait perobohan Masjid di Surapringgo. Lapangan depan masjid dulunya dijadikan lapangan latihan militer pasukan Sekutu lho. Masjid Kemayoran sudah beberapa kali direnovasi namun jejak sejarahnya tetap tidak hilang dari ingatan.
Baca juga: 15 Destinasi Wisata Keluarga Di Surabaya Yang Asyik dan Menyenangkan
Wah, ternyata seru juga ya mengelilingi tempat wisata sejarah di Surabaya. Tidak hanya mengagumi bangunannya yang indah, tapi kamu juga bisa napak tilas perjuangan para pahlawan Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Jadi, kapan kamu ke Surabaya?
Dipublikasikan pada
Dapatkan tips dan berita travel terbaru!
Pecinta foto-foto, siapkan kamera kamu ya untuk 10 tempat instagrammable di Hong Kong ini!
Wisata kuliner di Malioboro, mengapa tidak? Kamu akan terkejut dengan variatifnya jenis makanan yang ada di jalanan paling ikonik di Jogja ini. Coba yuk!
Mengunjungi desa adat di Indonesia bisa jadi aktivitas wisata unik yang menyenangkan lho. Ini dia daftar 14 desa adat yang bisa kamu jadikan referensi.
17 pantai cantik di Malaysia ini pastinya akan menjadikan liburan impianmu kenyataan! Kamu mau ke yang mana?
Jika sedang mencari tempat wisata alam yang anti mainstream, kamu dapat berkunjung ke Pandeglang, kota yang membuat liburanmu berkesan.
Harganya bisa disesuaikan dengan kantongmu tapi pemandangannya akan selalu keren
Lengkap dengan masjid dan tempat makan Halal.
Sama-sama memuaskan untuk mata dan perutmu
Perpaduan cita rasa autentik dan unik!
Lokasi yang strategis dan harga yang tidak mahal membuat hotel-hotel ini layak dipertimbangkan