Mitos dan Fakta Tentang Sarawak: Pengalaman Seorang Muslim Berlibur ke Sana

Apa yang terlintas dalam benakmu ketika mendengar nama Sarawak, Malaysia? Orangutan? Hutan hujan? Laksa Sarawak? Apapun itu, saya yakin ketika mendengar Sarawak membuatmu ingin segera terbang ke sana.

Namun beberapa kesalahpahaman baik itu mitos ataupun fakta tentang Sarawak dapat mengaburkan kenyataan tentang bagaimana sebenarnya wisatawan Muslim berlibur ke sana. Oleh karena itu, saya akan mengupas mitos-mitos tentang Sarawak dan mengungkap keramahan yang hangat dan kekayaan warisan Islam yang menantimu di Negeri Burung Rangkong.

Kesalahpahaman umum tentang Sarawak yang mungkin terlintas di benakmu

Mitos dan fakta Sarawak Malaysia

Laksa Pattaya di Mom’s Laksa yang menggugah selera

Mitos #1: Kuliner Halal? Tidak banyak

Jika berbicara tentang kuliner di Sarawak, pilihan utamanya adalah makanan berbahan dasar daging babi dan kuliner eksotis seperti ulat sagu (larva kumbang merah). Ditambah lagi mencari makanan halal di Sarawak adalah hal yang berat.

Faktanya: Meskipun benar bahwa banyak kuliner yang mengandung bahan-bahan non-Halal, tapi Sarawak sebenarnya menawarkan berbagai pilihan kuliner Halal terutama di kota-kota besar seperti Kuching dan Miri. Fakta lainnya adalah banyak restoran yang telah bersertifikat Halal, kedai makanan, dan tempat makan yang melayani wisatawan Muslim.

Saya ingat menikmati sepiring Nasi Goreng Corned Beef yang lezat di KopiCut dan semangkuk Laksa Pattaya (laksa Sarawak yang diselimuti telur dadar) di Mom’s Laksa. Kedua restoran yang berlokasi di Kuching tersebut Halal dan pemiliknya seorang Muslim. Bahkan hotel tempat saya menginap menyajikan sarapan Halal untuk tamu Muslim yang tiba-tiba menginginkan kolo mee yang lezat. FYI, restoran hotel tersebut juga telah mendapatkan sertifikat Halal.

Selain itu jika kamu seorang pecinta kuliner yang ingin menikmati hidangan seafood Halal dan segar, maka kunjungilah Topspot Bukit Mata Seafood 2. Oyster Pancake jumbo juga wajib kamu coba!

TripZilla tips: Jika kamu mencari hidangan penutup yang Halal dan lezat untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh, maka kunjungilah Mamasu Kek Lapis Sarawak yang berwarna-warni atau kue mentega Mita yang jadi favorit sepanjang masa di negara bagian ini!

Mitos dan fakta Sarawak Malaysia

Foto Floating Mosque atau Masjid Terapung yang diambil dari Royal Kuching Cruise

Mitos #2: Masjid dan tempat shalat sulit ditemukan

Karena setengah dari populasi (50,1%) di Sarawak beragama Kristen, menemukan masjid atau mushola tidaklah mudah

Faktanya: Jangan menelan mentah-mentah informasi tersebut. Meskipung komunitas Muslim di Sarawak hanya sekitar 34,2% dari total populasi, namun ada lebih dari 400 masjid di seluruh negara bagian! Tidak hanya itu, kamu bahkan dapat menemukan mushola khusus Muslim dan ruang ibadah lintas agama di sebagian besar pusat perbelanjaan, hotel besar, dan tempat wisata populer. Keren kan?

Pada perjalanan saya ke Kuching baru-baru ini, saya berkesempatan melihat keindahan Sarawak Jamek State Mosque, Darul Hana Mosque, dan Kuching City Mosque. Saya bahkan melewati masjid tertua di negara bagian itu yakni India Mosque yang dibangun pada tahun 1834.

Lalu, bagaimana dengan mushola? Saya menemukan beberapa mushola di Kuching International Airport yang bahkan musholanya sangat indah dan kamar hotel tempat saya menginap juga memiliki petunjuk arah kiblat.

FYI, toilet di Sarawak juga memiliki bidet jika kamu bertanya-tanya.

Mitos dan fakta Sarawak Malaysia

Tata cara prosesi ”Makan Nasi Temuan” di Dewan Sri Bunga Rampai

Mitos #3: Hambatan budaya bikin wisatawan untuk berbaur

Sarawak terdiri dari populasi yang beragam dan berbagai kelompok etnis sehingga sulit bagi wisatawan untuk berbaur dengan penduduk setempat dan tradisi mereka.

Faktanya: Meskipun negara bagian ini terdiri dari berbagai kelompok etnis seperti Iban, Bidayuh, Melanau, Dayak, dan masih banyak lagi, tapi mereka dapat hidup berdampingan secara harmonis. Masyarakat Sarawak juga dikenal sifatnya ramah dan hangat. Mereka justru ingin berbagi warisan budaya mereka yang kaya kepada wisatawan dengan cara memberikan bantuan dan bimbingan.

Saya pernah ke Annah Rais Longhouse atau Rumah Panjang Annah Rais, sebuah tempat tinggal dimana lebih dari 80 keluarga Bidayuh tinggal dan ini adalah salah satu kenangan terindah yang saya miliki. Saya bahkan berbicara dengan penduduk setempat di sana yang ramah. Ketika saya berada di sana terdapat seorang nenek yang sedang mengeringkan beberapa camilan tapioka, beliau mengizinkan saya dan teman-teman saya untuk mencobanya secara gratis.

Saya dan teman-teman juga berkesempatan mengunjungi Majlis Kebudayaan Melayu Sarawak yang meriah di Dewan Sri Bunga Rampai. Kami bersenang-senang pada malam itu dengan belajar tradisi “Makan Nasi Temuan” serta diperkenalkan hiasan kepala hingga pakaian tradisional mereka seperti keringkam dan pua kumbu. Mereka juga menyajikan Nasi Pengilan lengkap dengan hidangan lokal lainnya yang lezat dan Halal.

Mitos dan fakta Sarawak Malaysia

Arthur mengajari teman kami Siraj cara memainkan Pratuokng

Mitos #4: Bahasa Sarawak? Saya tidak mengerti!

Orang Sarawak sering menggunakan bahasa mereka sendiri yang tidak mudah dipahami sehingga akan sulit untuk berkomunikasi dengan mereka.

Faktanya: Meskipun warga lokal sering berbicara Bahasa Sarawak dengan satu sama lain, namun bahasa Inggris juga digunakan secara luas terutama di daerah wisata dan hotel. Bahkan bahasa Inggris menjadi salah satu bahasa resmi negara bagian ini selain Bahasa Melayu! Jadi, kamu tak perlu khawatir karena kamu dapat berbicara bahasa Inggris atau Melayu saat berkeliling Sarawak hingga berbaur dengan penduduk setempat.

Ingatkah ketika saya mengatakan bahwa saya pernah ke rumah panjang sebelumnya? Semua penduduk Bidayuh yang saya temui bahkan dapat berbicara menggunakan bahasa Inggris dengan baik dan lancar, terutama Arthur, seorang musisi ternama di sana. Pengalaman lain yang saya alami adalah ketika saya naik Royal Kuching Cruise, mereka memutar audio tentang tempat-tempat yang kami lewati dalam bahasa Inggris.

Mitos dan fakta Sarawak Malaysia

Mitos #5: Tidak banyak tempat wisata ramah Muslim yang bisa dikunjungi

Sarawak bukanlah pilihan pertama jika kamu ingin mencari pengalaman unik dan memperkaya spiritual.

Faktanya: Sarawak pastinya memiliki banyak tempat wisata ramah Muslim yang tidak boleh kamu lewatkan. Kesalahpahaman di atas muncul karena kurangnya kesadaran tentang warisan Islam di negara bagian ini bahkan kini semakin banyaknya fasilitas dan tempat wisata ramah Muslim di sana.

Selain masjid-masjid indah yang saya sebutkan sebelumnya, saya juga mengunjungi Kuching Waterfront yang tenang dan berubah menjadi pemandangan yang menakjubkan di malam hari. Kamu juga dapat mencicipi Halal Ais Krim Gula Apong yang populer dan Halal sambil menikmati kecantikan pertunjukan cahaya air mancur yang penuh warna. Untuk beribadah, pergilah ke Floating Mosque (Masjid Terapung) atau juga dikenal sebagai India Mosque Kuching di dekat Kuching Waterfront untuk dapatkan pengalaman terbaik.

Jika kamu ingin menikmati wisata alam, maka saya sarankan untuk pergi ke Semenggoh Wildlife Centre yang terkenal sukses dengan program rehabilitasi orangutan. Di sini kamu akan terpukau ketika melihat orangutan bebas berayun dari satu pohon ke pohon lain di habitatnya.

Saya masih ingat pemandu wisata kami Kak Lin menyebutkan bahwa ada komunitas Muslim Bidayuh yang tinggal di Kampung Belimbing Darul Islam Longhouse yang memiliki 150 pintu dan berlokasi hanya setengah jam perjalanan dari Annah Rais Longhouse. Jadi, jangan lupa untuk menambahkannya ke daftar tujuanmu!

Mitos dan fakta Sarawak Malaysia

Mitos #6: Terbatasnya aktivitas seru untuk wisatawan Muslim

Tidak banyak pilihan aktivitas seru di Sarawak.

Faktanya: Sarawak, dengan lanskap budaya yang beragam dan kehadiran Islam yang kuat mampu menawarkan banyak aktivitas yang sesuai untuk wisatawan Muslim. Bahkan ada sesuatu yang bisa dinikmati oleh semua orang, apapun minat dan keinginan wisatawan.

Bagi wisatawan Muslim yang mencari aktivitas santai di Sarawak, Royal Kuching Cruise adalah pilihannya. Di sini saya bisa bersenang-senang mengarungi Sarawak River yang tenang sambil menikmati kelezatan kek lapis di atas kapal. Kami juga melihat pemandangan matahari terbenam yang cantik dan menikmati pertunjukan tiga tarian tradisional Iban dengan alunan musik sapi yang memanjakan telinga.

Ingin menikmati petualangan yang mendebarkan? Saya sarankan untuk mendaki Bako National Park, tempat di mana kamu akan melihat berbagai spesies fauna seperti bekantan, lutung perak, hingga ular berbisa wagler. Tak hanya itu, kamu juga bisa menantang adrenalin dengan naik kayak melawan arus di Semadang Kayaking. Takut jatuh ke air? Tak perlu khawatir saya juga pernah dan saya masih hidup sehat sehingga bisa menulis artikel ini.

Baca juga: Itinerary Liburan 4H3M di Kuching, Menjelajahi Permata Ramah Muslim di Malaysia

Penutup

Jadi itulah pengalaman saya ketika liburan di Sarawak! Jangan biarkan kesalahpahaman serta mitos mempengaruhi rencana liburanmu ke negara bagian ini. Yang perlu kamu lakukan adalah menikmati petualangan seru, mencicipi kuliner lezat dan Halal, hingga membenamkan diri dalam ketenangan batin dalam melalui berbagai destinasi yang menarik di sini. Dan jika kamu masih berpikir Sarawak tidak menawarkan apapun, maka inilah saatnya untuk kamu pergi dan terbang ke Negeri Burung Rangkong. Ketika kamu sampai di sana, dijamin kamu tidak ingin pulang!


Dipersembahkan oleh Sarawak Tourism Board.

Dipublikasikan pada


Tentang Penulis

Wira Dhini

Seseorang yang memiliki banyak mimpi. Hal yang selalu dilakukan adalah mencari tiket pesawat murah, backpacker ke tempat baru, menonton konser dan menonton drama Korea.

Brand Managers!

Ingin melihat merek atau bisnis kamu di website kami?

Hubungi kami sekarang

Berlangganan Milis TripZilla

Dapatkan tips dan berita travel terbaru!

Rekomendasi Artikel

Artikel Terbaru