Itinerary Jalan-Jalan Liburan Hemat Banyuwangi 3H2M

Dikenal sebagai sunrise of Java, Banyuwangi menyimpan banyak tempat wisata di Banyuwangi yang menarik dan unik untuk dikunjungi. Selain belum banyak terekspose oleh keramaian, destinasi wisata di Banyuwangi sangat bervariasi, mulai dari memacu adrenalin di kawah Ijen sampai dengan bersantai menikmati matahari terbenam di pantai Pulau Merah.

Mungkin banyak di antara kita yang belum terlalu familiar dengan lokasi-lokasi wisata di Banyuwangi, sehingga terkadang menimbulkan kebingungan ketika hendak membuat itinerary jalan-jalan. Belum lagi jika masih harus memikirkan alokasi dana yang terbatas. Tanpa perencanaan yang matang jalan-jalan yang harusnya untuk senang-senang malah bisa berujung kecewa. Berikut ini adalah tips sekaligus itinerary jalan-jalan hemat selama tiga hari dua malam di Banyuwangi.

Hari Pertama – Little Africa dan The Blue Fire

Banyuwangi memiliki bandara yang melayani rute penerbangan domestik dari dan ke Jakarta serta Surabaya. Namun, untuk merasakan pengalaman dan sensasi jalan – jalan yang berbeda, cobalah menggunakan kereta api. Tiket kereta api ekonomi ke Banyuwangi berkisar antara 50,000 hingga 100,000 IDR tergantung dari stasiun keberangkatan kita. Usahakan untuk memilih kereta dengan jadwal kedatangan siang hari di Banyuwangi, agar kita bisa lebih menikmati pemandangan sepanjang perjalanan dan memaksimalkan waktu yang tersedia.

Memasuki area antara Jember dan Banyuwangi kita akan banyak disuguhi pemandangan hutan kayu sengon, kebun kopi dan perbukitan yang menyegarkan mata. Kita juga akan melewati stasiun Glenmore yang dulunya merupakan area perkebunan kopi. Nama Glenmore sendiri merupakan pemberian dari pemilik kebun kopi yang ternyata adalah seorang bangsawan Skotlandia.

Stasiun Karangasem | Image credit: @rizallaros

Pemberhentian pertama adalah stasiun Karangasem. Tidak perlu khawatir membawa tas dan bawaan berat selama jalan-jalan. Persis di depan stasiun Karangasem ini kita akan menemukan hostel backpacker yang bisa menampung barang bawaan kita sekaligus jadi tempat bermalam. Hostel ini juga menyediakan jasa sewa sepeda motor dengan rentang harga 75,000 IDR selama 24 jam. Untuk menginap di hostel tersebut kita hanya perlu merogoh kocek sebesar 50,000 IDR per orang per malam. Murah sekali, bukan?

Savana Bekol, Taman Nasional Baluran | image credit: @theguhwe

Stasiun Karangasem ini adalah stasiun dengan lokasi yang strategis untuk tujuan pertama kita di Banyuwangi yaitu Taman Nasional Baluran. Jika beruntung mendapatkan cuaca cerah, kita bisa merasakan sensasi menjelajahi savanna layaknya di Afrika.

Savana Bekol, Taman Nasional Baluran | image credit: @robbiepurwanto

Selain itu kita bisa mengelilingi hutan hijau dan mengamati kehidupan satwa liar khas Indonesia. Dengan berkeliling menggunakan sepeda motor, kita cukup mengeluarkan uang 30,000 IDR untuk bisa menjelajahi Kawasan Taman Nasional Baluran. Klik di sini untuk referensi lebih lanjut mengenai kunjungan ke Taman Nasional Baluran.

Rujak Soto di Pondok Rujak Soto Banyuwangi | image credit: @clara8878

Seusai berpanas-panasan mengelilingi Taman Nasional Baluran kita bisa memanjakan perut yang lapar dengan kuliner berkuah khas Banyuwangi yaitu rujak soto. Dari namanya sudah terlihat bahwa kuliner ini merupakan perpaduan antara rujak dan soto. Mungkin awalnya  terdengar aneh, namun jangan kaget jika rujak soto ini bisa membuatmu ketagihan untuk menyantapnya. Harganya pun cukup murah, sekitar 12,000 hingga 15,000 IDR.

Kawah Ijen | image credit:  @ibnuwahid.904

Sisa waktu menuju dini hari sebaiknya digunakan untuk istirahat karena tujuan berikutnya adalah berpetualang ke Kawah ijen. Banyak sekali jasa tour yang menawarkan pendakian ke kawah Ijen secara berkelompok. Tarifnya pun bervariasi, bergantung pada fasilitas yang ditawarkan jasa penyedia tour. Jika ingin menyewa jasa tour, sebaiknya siapkan dana minimal 200,000 IDR, namun jika anda berani, bisa juga mencoba melakukan pendakian secara mandiri – meski kami tidak menyarankannya karena alasan bahaya.

Image credit: Jen’s Wanderstories

Starting point utama Kawah Ijen berada di Paltidung dan kamu bisa menyewa motor ataupun naik truk penambang belerang untuk mencapainya. Dari starting point inilah kita bisa mulai mendaki. Di sini sudah disediakan lahan parkir untuk sepeda motor maupun mobil sehingga tidak perlu khawatir meninggalkan kendaraan bermotor semalaman. Sebelum mulai pendakian, pastikan kamu juga sudah menyewa masker khusus dari warga lokal di sana!

Ijen Blue Fire | image credit:  @ijenexpedition

Untuk bisa melihat blue fire dengan jelas, kamu harus sudah mendaki sejak pukul 00.00. Meskipun termasuk kategori gunung untuk pendaki pemula namun persiapan fisik, perlengkapan mendaki dan perbekalan yang cukup sangatlah penting jika ingin melakukan pendakian secara mandiri. Rasa lelah selama pendakian terbayarkan ketika kita bisa melihat the legend of blue fire yang terkenal dari Kawah Ijen. Tidak hanya itu, pendakian ke kawah Ijen juga banyak memberi pesan tentang perjuangan menyambung hidup dari para penambang belerang tradisional.

Matahari terbit menyinari Kawah ijen | image credit: @iwwm

Menjelang pagi, kita bisa menikmati keindahan matahari terbit yang sangat menawan dan berfoto foto di sekitaran kawah Ijen.

Hari Kedua – Hutan Fantasi dan Eksotisnya Sunset di Pantai Pulau Merah

Nini Pondok | image credit: @homestay_ninipondok

Untuk melepas lelah setelah perjalanan panjang sehari sebelumnya, tidak ada salahnya mencoba untuk pindah ke penginapan yang lebih ‘nyaman’ namun tetap dalam jangkauan harga yang tidak menguras kantong. Nini Pondok bisa menjadi salah satu pilihannya.

Image credit: Nini Pondok

Meskipun bertempat di tengah kota Banyuwangi, Nini Pondok memiliki suasana yang tenang. Rasanya seperti bermalam di rumah sendiri. Dengan hanya 200,000 IDR per malam, kita bisa memiliki satu rumah untuk menginap semalam. Ya kamu membacanya benar, satu rumah.

Sego Tempong | Image credit:  @hobimakan.banyuwangi

Melepas lelah tentunya tidak lengkap tanpa memanjakan lidah dengan menjajal kuliner Banyuwangi yang lain, yaitu sego tempong. Rekomendasi tempat merasakan kuliner terkenal ini adalah sego tempong Mbok Nah yang murah, enak, dan tentunya mengenyangkan. Sego tempong dengan lauk seperti pada gambar dibandrol dengan harga kisaran 15,000 IDR.

Image credit: @mas.indr4

Menuju sore hari kita bisa menuju ke arah barat untuk mengunjungi taman hutan trembesi Benculuk yang membuat kita seolah berada di hutan ala film petualangan fantasi. Hutan trembesi ini merupakan hutan yang dikelola Jawatan Perhutani. Meski tidak dikenakan biaya untuk masuk, namun fasilitas untuk pengunjung sudah cukup memadai, termasuk di antaranya toilet dan tempat parkir.

Bukit di Pantai Pulau Merah | image credit: @ijenexpedition
Sunset di Pantai Pulau Merah | image credit: @donnapurwitatama

Berjarak sekitar 40 km dari Benculuk lanjutkan perjalananmu menuju Pantai Pulau Merah yang sudah cukup terkenal untuk melihat prosesi matahari terbenam. Hanya dengan tiket masuk seharga 8,000 IDR kita bisa puas menyusuri garis pantai Pulau Merah sambil menikmati matahari terbenam dengan latar belakang bukit batu yang melegenda. Tidak ada cara yang lebih baik untuk mengakhiri harimu di Banyuwangi daripada ini!

Hari Ketiga – Desa Wisata

Gerbang masuk Desa Adat Osing Kemirin | Image credit: @desa_kemirin

Sebelum pulang, kita manfaatkan hari terakhir di Banyuwangi dengan berburu oleh-oleh sembari menyelami kebudayaan Banyuwangi di Desa Adat Osing Kemiren. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit dari pusat kota untuk menuju desa ini. Nama Osing diambil dari nama suku asli Banyuwangi. Ya, di Desa ini kita akan menemui masyarakat Osing yang masih kental dengan adat istiadatnya.

Rumah pengrajin Barong Kemiren di Desa Kemiren | Image credit: @banyuwangipunya

Desa Kemiren sendiri ditetapkan menjadi desa wisata sejak tahun 1995. Berbekal tiket masuk seharga 5,000 IDR kita bisa sepuasnya mengunjungi miniatur rumah-rumah khas Osing beserta menikmati sanggar budaya yang mempertunjukkan tradisi kesenian khas Banyuwangi yaitu Barong Osing dan Tari Gandrung.

Tari Gandrung, tari tradisional Banyuwangi | Image credit: @iqbal_fphotography

Tari Gandrung sendiri merupakan tarian ucapan syukur atas hasil panen, sedangkan Barong Osing dipertunjukkan sebagai ritual penolak bala. Pada setiap malam Jumat dan malam Senin di bulan Syuro, pertunjukan ini juga dibarengi dengan suguhan makanan Pecel Pitik yang menggoda selera.

Jika datang bersama rombongan, lebih baik terlebih dahulu melakukan reservasi pertunjukan seni di Desa Kemiren ini, sehingga tidak perlu menunggu saat bulan Syuro. Selain itu, di desa Kemiren ini sering juga diadakan festival dengan tema-tema tertentu seperti festival jajanan pasar maupun festival kopi tradisional. Klik disini untuk mengetahui Informasi lebih lanjut mengenai jadwal pementasan seni dan festival tradisional di Desa Kemiren.

Kopi Osing Banyuwangi | Image credit: @dapurusing

Untuk mengembalikan energi selama dua hari, kopi Banyuwangi akan menjadi suguhan yang tepat. Di Desa Kemiren, kita bisa mencicipi kopi Banyuwangi yang ternyata dinobatkan sebagai kopi terenak di dunia. Tidak hanya sekedar mencicipi, kita juga bisa melihat langsung proses pengolahan kopinya, mulai dari proses sangrai, menumbuk biji kopi hingga halus, penyaringan hingga praktik cara penyajian kopi ala warga Desa Kemiren.

Pantai Boom Banyuwangi | image credit: @misya.latief

Jika masih ada waktu yang cukup sebelum jadwal kepulangan, tidak ada salahnya berkeliling pusat kota Banyuwangi dan mampir di Pantai Boom. Pantai Boom hanya berjarak sekitar 10 menit dari pusat kota Banyuwangi. Meskipun pasir pantainya berwarna hitam, konon katanya pasir pantai Boom ini mampu menyembuhkan penyakit yang berkaitan dengan tulang dan kulit.

Baca juga: 10 Destinasi Wisata Banyuwangi yang Menandingi Kerennya Bali

Masih banyak destinasi wisata lain di Banyuwangi yang tidak hanya indah untuk dinikmati tapi juga membawa pesan kepada kita untuk merawat dan menjaga karunia yang telah diberikan Tuhan untuk alam Indonesia.

Jadi, gimana? Masih berpikir bahwa travelling itu mahal? Yuk jangan lupa share foto-foto seru travellingmu dengan #TripZillaTraveller untuk kesempatan difitur di IG TripZilla Indonesia.

Dipublikasikan pada


Tentang Penulis

Hanif K. Wardhani

Hanif K. Wardhani, pecandu sekaligus penikmat wisata alam. Gemar berburu tempat tempat antimainstream untuk melepas penat dan lelah. Hasil perburuannya dapat dinikmati di <a href="https://littlenoona.com/">Little Noona</a>.

Brand Managers!

Ingin melihat merek atau bisnis kamu di website kami?

Hubungi kami sekarang

Berlangganan Milis TripZilla

Dapatkan tips dan berita travel terbaru!

Rekomendasi Artikel

Artikel Terbaru